17 Mei 2011

Nilai UN Siswa SMKN 5 Nol, Kasek Hanya Diberi Janji

Rois Jajeli - detikSurabaya


Surabaya - Kejelasan status siswa SMKN 5 Surabaya yang nilai ujian nasionalnya (UN) nol atau ketelisut masih belum jelas. Pihak sekolah hanya mendapat janji dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, agar kasus itu bisa terselesaikan.

"Sabtu kemarin mendapatkan informasi dari Dinas Pendidikan Jatim. Setelah kita cek, ada kekeliruan, kita sudah laporkan ke Dinas Pendidikan Jawa Timur," kata Kepala Sekolah SMKN 5 Surabaya, Abdul Rofiq kepada wartawan di ruang kepala sekolah SMKN 5, Jalan Prof Dr Moestopo, Senin (16/5/2011).

Sistem pendidikan di SMKN 5 berbeda dengan sekolah SMK maupun SMA lainnya. Di SMKN yang dulu SMK Pembangunan ini, para siswa menempuh pendidikan selama 4 tahun.

Para siswa yang mengikuti ujian nasional (UN) adalah siswa yang kelas tiga. Namun saat pengumuman kelulusan UN, nilai mereka tidak diumumkan seperti di sekolah lainnya, tapi nilai UN itu sebagai syarat untuk naik ke jenjang kelas IV.

"Pengumumannya kelulusan itu di kelas IV. Nah yang masalah sekarang ini, nilainya anak kelas IV. Ada yang nilainya nol tidak ada sama sekali, ada juga nilainya yang tidak sama antara hasil UN tahun lalu dengan yang diumumkan sekarang," tuturnya.

Dari 579 siswa kelas IV, ada 23 siswa yang nilainya bermasalah. Namun dari 23 siswa, 1 siswa meninggal dunia dan satu siswa sudah tidak melanjutkan sekolah.

Dari siswa 21 siswa yang nilainya bermasalah yakni 5 siswa yang tidak ada nilai ujian nasionalnya maupun nilai ujian kompetensi keahlian (UKK). Mereka adalah Anggawuri Sulistyo, Fathoni Ade Firmanto, Handi Nurdiansyah, Husen dan Rika Fujiani.

Sedangkan 14 siswa yang nilai Bahasa Indonesia-nya keliru dan 2 anak yang nilainya UN seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika sama sekali kosong yakni, M Yusuf, Rizki Fragas Noto, Indra Rachman, M Faisol Arif, Diky Puguh Setiawan, Dady Dwi Setyawan, Novan Bagus Setiawan, Roy Samuel Ganibala, tri Ariyanto, Wahyu Aditya, Yunus Rinaldo, Lingga Ardhi Yudhistira, Dewi Aisyah, Ary Mardani Putra, Fatchurozik dan galih Satria Utama.

"Kita sudah menyampaikan permasalahn yang kami hadapi. Janjinya (Dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur) akan diselesaikan secepatnya, tergantung pusat," jelasnya.

detik.com
Share this article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar